Berwisata Ke Masjid Islamic Center Mataram - Berwisata Religi
Banyak sekali hal berguna yang dapat dikerjakan untuk menunggu waktu
berbuka puasa. Salah satunya ialah bertamasya religi dengan mengunjungi
mesjid-mesjid menawan yang ada di berjenis-jenis kawasan di Indonesia.
Bagi warga Kota Mataram, bangunan mesjid nan luas yang dinamai Islamic Center (IC) NTB telah bukan barang baru. Telah tidak asing di kuping jikalau ada yang mengatakan akan salat berjamaah di IC. Di masa libur lebaran kali ini, tidak salah jikalau kita mengetahui lebih dekat bangunan pujian umat muslim di NTB ini.
Bukan cuma sebagai daerah ibadah, ada banyak kegiatan menarik dan edukatif yang dapat dijalankan di IC.
Estetika interior mesjid yang berada di dalam IC ini tidak bisa disangsikan. Mata akan dimanjakan oleh ukiran-ukiran menghiasi tiap-tiap sudut mesjid, tidak hanya dengan dinding, untuk mimbar masjid juga memiliki ukiran yang sungguh megah dan sangat cantik. Dikenal, ukiran-ukiran hal yang demikian adalah perpaduan motif batik khas suku di NTB, ialah Sasak, Samawa dan Mbojo.
Sembari merasakan keindahannya, pengunjung juga dapat refleksi diri. Alangkah keberagaman suku, adat dan kultur suku di NTB itu berharga dan semestinya dijaga. Dubes AS, Joseph R Donovan bahkan pernah menyambangi mesjid ini ditemani Gubernur NTB. Dubes AS jauh-jauh dari Amerika ke Mesjid Hubbul Wathan, bagaimana dengan masyarakat NTB sendiri?
Sebagai sarana edukasi, IC memang masih minim sumber isu. Melainkan, bagi yang berminat mengetahui nama-nama mesjid yang tersebar di Pulau Seribu Mesjid ini ada puluhan foto terpampang di dinding IC. Diantaranya, Mesjid Al Abror KLU, Mesjid Raya Al Mujahiddin Selong, Mesjid Nurul Jannah Belencong, Musala Ar Ridwan Narmada dan puluhan mesjid lainnya.
Pengunjung dapat berkeliling, mengintip satu per satu gambar mesjid yang ada. Kecuali menambah pengetahuan, mesjid-mesjid ini dapat jadi destinasi tamasya religi berikutnya. Bedug yang berada di lantai dasar IC memang tak jarang menjadi obyek swafoto pengunjung. Sebab ukurannya yang amat besar. Bedug ini malah terbuat dari kulit sapi autentik dengan ukuran diameter 160 sentimeter dan lebar sekitar 2 meter.
Bila dicermati, pada rangka penopang bedug terdapat artikel Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) NTB. Bahwasanya bedug raksasa ini memang yaitu donasi dari PITI NTB sebagai wujud sumbangsih kepada Islamic Center.
Terakhir, kesibukan paling menarik dan mengasah adrenalin yang dapat dilaksanakan di IC yakni naik ke menara tertinggi IC. Menara yang dinamai Asmaul Husna ini mempunyai ketinggian 99 meter, tercatat sebagai bangunan tertinggi di NTB. Bayangkan saja, segala panorama Kota Mataram terbentang dengan cantiknya bila diamati dari atas.
Cukup dengan membayar Rp 5000 per orang, pengunjung akan diajak menaiki lift sampai puncak menara di lantai 13. Tetapi, bila berkeinginan bebas berkeliling dan berfoto ria tanpa dikendalikan dinding kaca, umumnya lantai 9 jadi tujuan. Di situ, diberi waktu sekitar 5 menit untuk berswafoto atau sekadar merasakan Mataram dari ketinggian.
Bagi warga Kota Mataram, bangunan mesjid nan luas yang dinamai Islamic Center (IC) NTB telah bukan barang baru. Telah tidak asing di kuping jikalau ada yang mengatakan akan salat berjamaah di IC. Di masa libur lebaran kali ini, tidak salah jikalau kita mengetahui lebih dekat bangunan pujian umat muslim di NTB ini.
Bukan cuma sebagai daerah ibadah, ada banyak kegiatan menarik dan edukatif yang dapat dijalankan di IC.
Estetika interior mesjid yang berada di dalam IC ini tidak bisa disangsikan. Mata akan dimanjakan oleh ukiran-ukiran menghiasi tiap-tiap sudut mesjid, tidak hanya dengan dinding, untuk mimbar masjid juga memiliki ukiran yang sungguh megah dan sangat cantik. Dikenal, ukiran-ukiran hal yang demikian adalah perpaduan motif batik khas suku di NTB, ialah Sasak, Samawa dan Mbojo.
Sembari merasakan keindahannya, pengunjung juga dapat refleksi diri. Alangkah keberagaman suku, adat dan kultur suku di NTB itu berharga dan semestinya dijaga. Dubes AS, Joseph R Donovan bahkan pernah menyambangi mesjid ini ditemani Gubernur NTB. Dubes AS jauh-jauh dari Amerika ke Mesjid Hubbul Wathan, bagaimana dengan masyarakat NTB sendiri?
Sebagai sarana edukasi, IC memang masih minim sumber isu. Melainkan, bagi yang berminat mengetahui nama-nama mesjid yang tersebar di Pulau Seribu Mesjid ini ada puluhan foto terpampang di dinding IC. Diantaranya, Mesjid Al Abror KLU, Mesjid Raya Al Mujahiddin Selong, Mesjid Nurul Jannah Belencong, Musala Ar Ridwan Narmada dan puluhan mesjid lainnya.
Pengunjung dapat berkeliling, mengintip satu per satu gambar mesjid yang ada. Kecuali menambah pengetahuan, mesjid-mesjid ini dapat jadi destinasi tamasya religi berikutnya. Bedug yang berada di lantai dasar IC memang tak jarang menjadi obyek swafoto pengunjung. Sebab ukurannya yang amat besar. Bedug ini malah terbuat dari kulit sapi autentik dengan ukuran diameter 160 sentimeter dan lebar sekitar 2 meter.
Bila dicermati, pada rangka penopang bedug terdapat artikel Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) NTB. Bahwasanya bedug raksasa ini memang yaitu donasi dari PITI NTB sebagai wujud sumbangsih kepada Islamic Center.
Terakhir, kesibukan paling menarik dan mengasah adrenalin yang dapat dilaksanakan di IC yakni naik ke menara tertinggi IC. Menara yang dinamai Asmaul Husna ini mempunyai ketinggian 99 meter, tercatat sebagai bangunan tertinggi di NTB. Bayangkan saja, segala panorama Kota Mataram terbentang dengan cantiknya bila diamati dari atas.
Cukup dengan membayar Rp 5000 per orang, pengunjung akan diajak menaiki lift sampai puncak menara di lantai 13. Tetapi, bila berkeinginan bebas berkeliling dan berfoto ria tanpa dikendalikan dinding kaca, umumnya lantai 9 jadi tujuan. Di situ, diberi waktu sekitar 5 menit untuk berswafoto atau sekadar merasakan Mataram dari ketinggian.
Komentar
Posting Komentar